TAG ACEH – Dayah Ar-Raudhatul Musthafawiyah yang beralamat di Gampong Cot Darat, Kecamatan Samatiga, Aceh Barat, menggelar peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Dayah ke-2 pada Sabtu (12/10/2024).
Acara ini dihadiri oleh ribuan tamu undangan dari berbagai daerah di Kabupaten Aceh Barat, termasuk para ulama kharismatik Aceh, di antaranya Abu H. Mustafa Habli, Lc, Abu H. Mahmuddin, Ketua MPU Aceh, Ketua MPU Aceh Barat Abah H. Mahdi Kari Usman, S.Pd.I, pimpinan dayah se-Aceh Barat.
Selain itu, turut hadir Ketua STAIN Teungku Dirundeng Meulaboh, para Ketua Ormas seperti PCNU, HUDA, dan Aliansi Islam lainnya, Bupati Aceh Barat Periode 2012-2017 Dr. (Hc). Tito Alaidinsyah, para tokoh masyarakat.
Dalam sambutannya, Pimpinan Dayah Raudhatul Musthafawiyah, Tgk. Miswar (Waled Miswar) menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut.
“Alhamdulillah, berkat dukungan panitia, aparatur gampong dan masyarakat setempat, para jamaah, serta semua pihak yang mendukung, acara hari ini berjalan dengan baik sebagaimana yang diharapkan,” ujar Waled Miswar.
Kankemenag Aceh Barat, yang diwakili oleh Kasubbag TU Kemenag Aceh Barat, Tgk. Khairul Azhar, S. Ag., M.A., menyampaikan rasa gembiranya melihat kemajuan yang dicapai oleh Dayah Ar-Raudhatul Musthafawiyah. Dengan usia yang baru menginjak 2 tahun setelah dikeluarkannya izin operasional, dayah ini telah mulai memberikan kontribusi aktif dan positif terhadap masyarakat Aceh Barat.
Dalam acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW dan Haul Dayah ke-2 ini, Abu H. Faisal Ali, yang juga Ketua MPU Aceh, memberikan tausyiah agama kepada jamaah dan tamu undangan. Beliau menyampaikan pentingnya bagi setiap individu umat Islam untuk menjaga agama atau hifz ad-Din.
“Jaga agama dari ‘aqidah dan aliran-aliran yang menyimpang,” pesan Abu H. Faisal Ali. “Para alim ulama kita telah mengajarkan bagaimana ber’aqidah yang benar dengan ‘aqidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah, bersyari’at dan bertarekat yang benar, semua itu sampai dan diajarkan kepada kita dengan silsilah sanad keilmuan yang jelas sampai kepada Rasulullah.”
Abu H. Faisal Ali melanjutkan, “Kalau ada yang mengatakan Allah itu bertempat, tidak wajib shalat 5 waktu, tidak boleh maulid, maka itu bukanlah ajaran yang disampaikan oleh para Abu, Waled maupun para Tgk kita yang jelas memiliki silsilah ilmu sampai ke Rasulullah.”