TAG ACEH – Setiap tanggal 22 Oktober bangsa Indonesia memperingati Hari Santri Nasional (HSN). Tahun ini peringatan hari santri sudah memasuki tahun ke-10. Kementrian Agama RI merilis tema “Menyambung Juang Merangkul Masa Depan”. Tema ini mengangkat makna yang mendalam dan relevan dengan konteks saat ini.
Bendahara Umum HMI Cabang Meulaboh, Fivi Sundari berharap peringatan hari santri yang diselenggarakan setiap tahunnya jangan bersifat ceremonial, tetapi harus bermanfaat langsung bagi santri, tenaga pengajar dan pesantren khususnya.
“Peringatan hari santri harus diisi dengan kegiatan yang memiliki semangat produktif dan tentunya konstruktif, apalagi kekerasan pada anak di ruang lingkup pesantren masih sering kita temui. Sehingga tenaga pengajar harus dibekali dengan metode-metode pendisiplinan yang mendidik, bukan malah menciptakan justfikasi kesalahan terhadap santri yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang serta ketidakpastian hukum”. Ujar Fivi Bendahara umum HMI Cabang Meulaboh.
Fivi mengatakan praktik kekerasan dilembaga pendidikan agamapun masih langgeng lantaran mendidik salah menafsirkan teks agama, sehingga Islam dianggap permisif dengan tindakan kekerasan terhadap santri dengan tujuan menanamkan kedisiplinan.
Ketua Umum HMI Cabang Meulaboh, Aris Munandar juga berharap Dinas Pendidikan Aceh Barat harus gencar melakukan sosialisasi tentang stop kekerasan pada anak, pesantren ramah anak, pendampingan hukum terhadap anak dan pola asuh yang mengedepankan kode etik konseling.
“Kita sangat berharap Dinas Pendidikan Dayah Aceh Barat dan dinas perlindungan anak Aceh Barat serta elemen terkait dapat memperkuat sosialisasi tersebut di tiap-tiap Dayah yang ada di Aceh Barat.” tutupnya.