TAGACEH — SMP Darun Nizham kembali menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Jaya melalui pembahasan revisi Memorandum of Understanding (MoU) ke-3, Program SIRAMBI atau Sekolah Islam Ramah Industri dan Berdaya Inovasi, Jum’at (17/10/2025).
Revisi MoU ketiga kali ini disambut baik oleh Kabag Tapem Setdakab Aceh Jaya, Dahrial Saputra, S.IP, yang turut mendampingi proses finalisasi dokumen kerja sama tersebut.
MoU ini menandai kelanjutan kemitraan panjang antara SMP Darun Nizham dan Pemkab Aceh Jaya sejak 2023. Saat itu, MoU pertama ditandatangani langsung oleh Penjabat Bupati Aceh Jaya, Dr. Nurdin, M.Si, sekaligus meluncurkan program SIRAMBI yang memperkenalkan konsep sekolah berbasis industri dari lingkungan pesantren.
Pasca pergantian kepemimpinan daerah kepada Dr. A. Murtala pada 2024, kolaborasi terus berlanjut. Tahun tersebut menjadi momentum penting dengan lahirnya 114 produk halal dan jasa inovatif karya santri dan guru, mulai dari pangan lokal, herbal, hingga layanan digital pesantren.
Melalui MoU terbaru bernomor 100.3.7.1/193/DN/2025, kedua pihak sepakat memperluas ruang kerja sama. Pemerintah daerah akan mendapatkan akses terhadap inovasi dan program pengembangan Darun Nizham, sementara pihak yayasan memperoleh dukungan administratif, fasilitas, dan kemitraan kelembagaan untuk memperkuat dampak sosial dan pendidikan berbasis industri di Aceh Jaya.
Kepala SMP Darun Nizham, Ridwan, S.Pd.I., M.A., M.Pd., menyampaikan bahwa kerja sama ini bukan sekadar formalitas, melainkan bentuk nyata sinergi pendidikan dan pembangunan daerah.
“Pesantren harus mampu menjadi mitra strategis pemerintah, bukan hanya di bidang keagamaan, tapi juga pemberdayaan ekonomi dan teknologi masyarakat,” ujarnya.
Ridwan yang juga konseptor Program SIRAMBI menyampaikan apresiasi kepada Pemkab Aceh Jaya atas pendampingan intensif hingga tahap finalisasi MoU.
“Kami berharap penandatanganan nanti bukan sekadar seremonial, tapi langkah besar menuju generasi cerdas dan berkarakter Islami,” katanya.
Ketua Panitia, Sulaiman, S.Pd., menambahkan bahwa penandatanganan MoU akan digelar pada acara Pengukuhan SIRAMBI dan Penandatanganan Prasasti Kerja Sama di halaman SMP Darun Nizham, Teunom, pada 6 November 2025 mendatang.
“Dua dekade lalu, Bupati Aceh Jaya saat ini adalah santri Darun Nizham. Kini beliau kembali ke almamater sebagai pemimpin daerah yang menandatangani MoU besar untuk pendidikan dan industri. Itu luar biasa dan patut menjadi teladan bagi seluruh santri,” ujarnya.
Menurutnya, hubungan historis ini menjadi simbol nyata bahwa pendidikan berbasis pesantren mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang berkarakter, cerdas, dan berjiwa sosial tinggi.
Semangat tersebut akan terus dihidupkan melalui penerapan SIRAMBI yang tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga menanamkan etos kerja, inovasi, dan kemandirian ekonomi bagi santri.
Revisi MoU ini juga menegaskan komitmen kedua pihak untuk melaksanakan evaluasi rutin, memperpanjang masa kerja sama selama lima tahun ke depan, dan membuka ruang kolaborasi multisektor yang melibatkan dunia usaha, industri kreatif, serta lembaga pendidikan tinggi.
Semua pihak sepakat bahwa pesantren hari ini harus menjadi pusat inovasi sosial dan ekonomi umat, bukan sekedar institusi keagamaan.
Penandatanganan MoU ke-3 antara Darun Nizham dan Pemkab Aceh Jaya diharapkan menjadi gerbang pintu era baru pendidikan Islam berorientasi industri di Aceh Jaya. Melalui SIRAMBI, Darun Nizham bertekad menjadikan santri tidak hanya pandai membaca kitab, tetapi juga pandai membaca peluang zaman.
Ridwan di penghujung pertemuan mengungkapkan “Kita ingin santri tidak hanya menjadi penonton di era industri, tapi menjadi pelaku utama penggerak ekonomi halal dan teknologi Islami dari Aceh untuk dunia.” ujarnya.
Kegiatan ini juga dirangkai dengan resepsi lomba spektakuler jenjang SD/MI/TPA se-Aceh Jaya dan Aceh Barat. Panitia menyiapkan 113 trofi dan sejumlah penghargaan untuk pemenang lomba Cerdas, Tangkas, Cermat, Familiar (CTCF) serta tahfiz.
Pada kesempatan itu, Darun Nizham juga menerima 10 sertifikat produk halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang diserahkan kepada dewan guru. Sertifikasi ini difasilitasi oleh Linda Desianti, S.KM, Kasie Pembinaan Usaha Perindustrian Diskoperindag, bersama Yayasan Matahari, yang juga membantu pengurusan NIB dan sertifikat TKDN.
Ridwan yang juga kandidat doktor di UIN Ar-Raniry menegaskan, pihaknya terus memperluas jaringan kemitraan yang kini sudah mencapai 39 lembaga strategis lintas sektor.
“Santri tidak boleh hanya menjadi penonton di era industri. Mereka harus menjadi pelaku utama ekonomi halal dan teknologi Islami dari Aceh untuk dunia,” tegasnya.
“Ini permulaan baru. Kami ingin pendidikan Islam tetap relevan dengan zaman, melahirkan generasi industri yang unggul, Islami, dan berdaya saing global,” tutup Ridwan.(*)
Penulis : Redaksi
